Jumat, 04 Oktober 2013

Kini hanya Sebuah Penyesalan

Yaa, Sinta dan Rendy dulunya adalah sepasang kekasih yang terlihat sempurna. Hampir setiap hari, dimana pun Sinta berada pasti Rendy selalu ada di sampingnya. Namun semuanya berubah setelah usia hubungan mereka memasuki usia 1 tahun, Sinta mulai berubah dan tak pernah mau menjelaskan apa yang sebenarnya terjadi. 



"Udahlah jangan berharap aku lagi, lebih baik kamu lupakan aku!" Sinta masih terus berusaha agar hubungan nya dengan Rendy berakhir saat itu pula. Namun, semakin dia berusaha maka semakin kuat juga pendirian Rendy yang tetap berusaha mempertahankan hubungan mereka. 
“Sin, aku mohon dengerin aku dulu. Aku mau jelasin semuanya ke kamu, tolong Sin,” Rendy terus menahan dan Menjelaskan apa yang terjadi. 
“Aku kan udah bilang kita putus! Aku sama kamu udah gak ada hubungan apa-apa lagi. Jadi aku mohon banget sama kamu, jangan ganggu hidupku lagi. Makasih buat waktu yang selama ini kamu kasih ke aku,” jawab Sinta. 
"Sampe kapan pun kita tak akan Putus sin, aku akan terus bersamamu" timbal Rendy. Pertengkaran itu membuat hubungan mereka menjadi merenggang, namun bagi Rendy hubungan ia belum berakhir. 

Malam hari nya Rendy mencoba menghubungi Sinta melalui telepon, 
" Sin, kenapa sih akhir-akhir ini kamu berubah ? Apa ada yang salah dengan aku ? " Rendy memulai sebuah percakapan nya melalui telepon. " Aku ga apa-apa, aku sedikit kecewa dengan sikap mu yang egois, pemarah, tapi kamu ga pernah mengerti apa mau nya aku, aku begini sengaja supaya kamu sadar, tapi yang terjadi kamu ga pernah sadar dengan apa yang aku perbuat" Sinta menjawab pertanyaan dari Rendy dan tanpa basa-basi menutup telepon nya. 
Setelah kejadian itu Rendy sempat berfikir dan mencoba introfeksi diri apa yang dia lakukan selama ini memang salah, Rendy pun menyadari bahwa ia memang benar seperti apa yang di ucapkan Sinta bahwa ia memang egois, dan pemarah. 

Sejak saat itu Rendy berusaha merubah sifat buruknya dia, namun apa yang Rendy perbuat seolah olah tak berarti bagi Sinta, Sinta tetap tampak acuh terhadap Rendy, setiap kali di telepon dia selalu mengakhiri percakapan telepon dengan berbagai macam alasan, seperti ngantuk, mau pergi, atau lagi kerja padahal saat itu Rendy tau bahwa dia sedang libur. 

Rendy Tampak prustasi, entah harus dengan cara apa lagi untuk meluluhkan hati Sinta kembali, di tengah malam, Malam itu udara terasa dingin, hembusan angin mulai terasa menusuk tulang Rendy. Rendy hanya bisa menatap bintang-bintang yang indah di langit sana, namun tampaknya hati ia tak seindah bintang-bintang itu, melainkan lebih gelap seperti larutnya malam, Rendy menangis sambil menulis sebuah catatan dalam buku yang selama ini di jadikan sebuah tempat mencurahkan isi hatinya. Rendy menulis sambil merenungkan apa yang terjadi, ia tak menyangka hubungan nya dengan Sinta harus seperti ini, tak tau mau di bawa ke arah mana hubungan nya, namun yang pasti Rendy akan tetap berusaha mempertahankan hubungan nya dengan Sinta hingga seperti dulu lagi sebelum semuanya berakhir. 

Sore hari Rendy Berniat pergi untuk berkumpul - kumpul bersama teman - teman nya, Sinta pun sempat di ajak oleh Rendy namun Sinta menolak ajakan dari Rendy. Tak banyak omong Rendy pun berangkat sendiri ke sebuah tempat perkumpulan anak - anak. 
Di saat sedang asyik nya berkumpul, bercanda, tiba - tiba Fajar sahabat Rendy menghampiri Rendy dan langung bertanya sesuatu terhadap Rendy, 
“Ren, hubungan lo ama Sinta gimana? Lo masih ama Sinta kan? Gak putus ?” tanya Fajar setelah sebelumnya dia melihat akhir akhir ini Rendy dan Sinta tampak terlihat jarang bersamaan. 
“Gak lah, ngaco aja kalo ngomong. Gue masih sama Sinta kok. Kenapa emang?” Rendy balik nanya. 
“Yaa, abisnya akhir-akhir ini kok anak-anak banyak yang lihat kalo lo ama Sinta udah ga kaya lagi pacaran,” jawab Fajar. 
" Gue masih sama Sinta jar, tapi hubungan gue lagi Merenggang, udah lah kok jadi lo yang repot" Ucap Rendy mengakhiri percakapan dan pergi mengambil Gitar. 
Tak terasa waktu pun sudah larut malam, Rendy pun bergegas pulang, jalananan malam itu tampak sepi dan membuat Rendy mempercepat laju motornya dia, sambil mengendarai motor Rendy tampak tak bisa menepiskan Sinta dalam ingatanya, dan ternyata malam itu menjadi malam yang paling buruk buat Rendy, Fikiran kacau yang Rendy alami membuat ia tak bisa mengontrol apa yang terjadi, Hingga di sebuah perempatan ia tak sadar bahwa rambu - rambu lalu lintas yang akan ia lewati saat itu masih merah, dan shitttttttt tabrakan pun tak terhindarkan, sebuah Mobil Tronton melibas sepeda motor yang Rendy kendarai.... Darah berceceran di mana - mana, dan sial pengendara Mobil itu melarikan diri, kondisi Rendy pun saat itu sudah tak bisa di bayangkan, Rendy tak sadarkan diri dan seluruh tubuhnya berlumuran darah akibat kecelakaan tersebut, warga setempat bergegas membawa Rendy ke sebuah Rumah sakit, Rendy segera di bawa ke UGD untuk pertolongan lebih lanjut. Tiba di Rumah Sakit, Pihak Rumah Sakit pun segera menghubungi keluarga Rendy. Seling beberapa jam keluarga Rendy tiba dengan orang yang sangat Rendy Sanyangi, ya Sinta ternyata sudah di kabari oleh keluarga Rendy, terlihat Sinta sangat Shock melihat apa yang terjadi, Sinta merasa sangat cemas dengan keadaan itu , Sinta hanya bisa menangis ,Tak bisa Sinta bayangkan orang yang selama ini mengisi kehidupan Sinta terbaring tak sadarkan diri dengan luka yang sangat parah. 
Sinta pun merasa sangat bersalah selama ini mengacuhkan Rendy, tak bisa di pungkiri Sinta sesungguhnya sangat menyayangi Rendy, namun cara Sinta yang meng- acuhkan Rendy lah yang patut di sesalkan. 
Berjam-jam Sinta duduk di samping tempat Rendy berbaring lemas, sinta menangis, menyesalkan apa yang telah ia perbuat, " Rendy maafkan aku, aku sesungguhnya menyayangimu, kamu harus tau itu Ren, aku sengaja cuekin kamu supaya kamu sadar Ren kalo aku sangat sayang kamu,aku ga mau kamu marah-marah terus Ren, aku ga mau kamu seperti itu" ucap sinta sambil menggenggam tangan Rendy. 
Tepat pukul 04.30 pagi, Sinta merasakan ada gerakan tangan dari genggaman nya, yaaaa Rendy saat itu sadarkan diri, Sinta pun langsung mempererat genggeman tangan nya, " Ren kamu kenapa ?? Kenapa kamu sampe seperti ini? " Ucap Sinta, 
" aku Sayang kaaa.... Kamuuuu....." Jawab Rendy dan menutup mata pertanda Rendy meninggal dunia. 
" Rendyyyyy... Ren..... Rendyyyy aku juga sayang kamuuu, kamu jangan tinggalin aku Rennnn" teriak Sinta sambil menagis dan memeluk tubuh Rendy... 

Kini semua hanya penyesalan, Sinta sangat terpukul karena memperlakukan Rendy seenaknya, tak bisa di bayangkan semua harus seperti ini. 

Pagi hari Sinta pergi ke pemakaman bersama keluarganya, tiba di tempat pemakaman, tangis Sinta tak terkendali. Sinta tak bisa lagi melihat sosok Rendy. 
“Maafin aku Rendy, maafin kebodohanku,” sesal Sinta sambil menangis. 

Tak lama ibu nya Rendy menghampiri Sinta dan menenangkan Sinta, tak lama ia memberikan sebuah buku catatan Rendy kepada Sinta “Sin, tante menemukan buku ini di kamar Rendy, dia tulis sehari sebelum terjadi kecelakaan,” Ibu nya Rendy memberikan Sebuah Catatan itu. " Iya tante, makasih banyak tante" Ucap Sinta. 

Dalam isi catatan itu ada sebuah Surat yang di tulis Rendy untuk Sinta, yang berisi 

Dear Sinta, 
Aku nggak tau dengan cara apa lagi kamu mau maafin aku. Aku terlalu lemah tanpa kamu Sin, aku sangat membutuhkanmu untuk melengkapi hidupku. Kuharap kamu mengerti, kuharap kamu mau pahami. Aku sadar, aku terlalu bodoh karena aku terlalu egois terhadapmu. Maafkan aku Sin, saat ini aku sangat merindukan masa-masa indah seperti dulu lagi, aku sayang kamu sin 
Dari yang mencintaimu, Rendy. 

Itulah isi catatan dalam buku Rendy, lantas tangisan Sinta pun sudah tak tertahankan kembali, dia hanya bisa menangis dan menyesali semua yang telah ia perbuat. 

Maaf kan aku Rendy, maafkan aku telah menyia-nyiakan hidupmu, aku menyesal, semoga kau tenang di alam sana, semoga kita di pertemukan kembali nanti. Aku sayang kamu Rendy. " Sinta" 



Cerita ini adalah Fiksi belaka, semoga dengan membaca cerpen di atas kita dapat menyadari apa dan di mana kesalahan kita, dan bisa memahami satu sama lain. 


Penulis: Sandy.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar